Dalam mengendalikan operasional suatu hotel, manajemen membutuhkan
informasi yang akurat dan secepatnya. Informasi mengenai perkembangan
usaha, seperti pendapatan penjualan kamar, penjualan makanan dan minuman
disetiap restoran, jumlah kamar yang dijual, jumlah tamu yang menginap, jumlah
tamu makan dan lain – lain , selalu berfluktuasi setiap harinya.
Perubahan – perubahan tersebut perlu dicermati manajemen, sehingga kondisi yang
kurang menguntungkan dapat segera diantisipasi.
Informasi mengenai operasional setiap hari disajikan dalam suatu laporan.
Laporan tersebut yaitu Manager’s Daily Report , seringkali disebut juga Daily
Report of Operation. Manager’s Daily Report memuat informasi , antara
lain:
¨ - Penjualan dengan sumbernya
¨ - Statistik dan rasio operasional
¨ - Saldo Bank
¨ - Jumlah Piutang
Salah satu rasio yang digunakan
untuk menganalisis operasional yaitu occupancy atau tingkat hunian.Rasio
occupancy menunjukkan tingkat penggunaan fasilitas hotel yang dijual untuk
menghasilkan pendapatan. Dalam operasional hotel, occupancy sebenarnya
tidak hanya digunakan untuk mengukur tingkat hunian kamar (room occupancy) saja
, akan tetapi juga dapat untuk mengukur tingkat hunian kursi (seat occupancy)
di restauran.
Room
occupancy merupakan tingkat hunian kamar yang terjual dari jumlah yang
tersedia. Occupancy tersebut selalu berfluktuasi dari hari ke hari.
Tingginya room occupancy suatu hotel di harapkan dapat mendongkrak
penjualan dari outlet lainnya misalnya penjualan makanan dan minuman, telepon,
laundry, sport dan lainnya. Sehingga banyak sukses tidaknya suatu hotel
diukur dari room occupancy. Meskipun demikian, room occupancy yang
tinggi harus tetap memperhatikan harga kamar.
ROOM OPERATING RATIO
Net Room Sales
Net Room Sales atau pendapatan
bersih kamar merupakan pendapatan bersih dari penjualan kamar. Apabila
ada potongan penjualan (allowance), harus dikurangkan terhadap pendapatan kotor
kamar untuk memperoleh net room sales.
Total Rooms In The House
Total rooms in the house merupakan
jumlah kapasitas kamar tamu yang dimiliki hotel.
contoh : Total Rooms In The
House = 100 kamar
Permanent House
Use
Permanent House Use merupakan kamar
tamu yang digunakan secara tetap untuk suatu periode. Pemakaian kamar
secara permanen ini umumnya digunakan untuk executive staff, sehingga bukan
merupakan kamar yang dijual.
contoh: Permanent House Use = 2
Kamar
Complimentary Rooms
Complimentary rooms merupakan kamar
yang dihuni oleh tamu secara gratis basis atau tamu yang menginap tidak
dikenakan biaya. Complimentary rooms pada umumnya diberikan oleh
hotel untuk tour leader, tamu penting, konsultan manajemen, akuntan publik dan
kompensasi pelayanan.
contoh : Complimentary room
= 3 kamar
Rooms Available
Rooms Available merupakan jumlah
kamar tamu yang tersedia untuk dijual pada suatu periode. Rooms available
merupakan jumlah kamar yang tersdia untuk dijual, sehingga kamar tamu yang
digunakan secara permanen oleh staff (permanent house use) dan kamar yang rusak
atau dalam perbaikan harus tidak diperhitungkan.
Total Rooms Available = Total Rooms In The House –
Permanent House Use – Out Of Order
Berdasarkan contoh – contoh di atas,
maka Total Rooms Available satu hari dapat dihitung sebagai berikut :
Total Rooms In the House =
100- 2-1 = 97 kamar.
Number of Rooms Sold
Number of Rooms Sold merupakan
jumlah kamar tamu yang terjual, atau jumlah kamar yang dihuni secara paid
basis. Karena yang diperhitungkan hanya kamar yang terjual saja, maka
complimentary rooms tidak diperhitungkan.
Number of Rooms Sold berbeda
pengertiannya dengan Rooms Occupied. Rooms occupied merupakan
jumlah kamar tamu yang dihuni, sehingga kamar – kamar yang dihuni secara gratis
basis ( complimentary), tetap diperhitungkan.
Number of Rooms Sold = Rooms Occupied – Complimentary
Rooms
Berdasarkan contoh di atas (
Manager’s Daily Report) , maka number of Rooms Sold , dapat dihitung sebagai
berikut :
Number of Rooms Sold = 87 – 3 = 84 kamar
Number of Paid Guest
Number of paid guest merupakan
jumlah tamu yang menginap pada kamar yang terjual. Number of paid guest
berbeda dengan number of guest. Number of guest merupakan jumlah seluruh
tamu yang menginap, termasuk tamu – tamu complimentary. Dengan
menggunakan contoh di atas maka number of paid guest dapat dihitung sebagai
berikut :
Number of paid guest = No. of
guest – no. complimentary guest
= 171 - 3 =
168
Paid Occupancy Percentage
Paid occupancy percentage merupakan
persentase tingkat hunian kamar yang terjual. Dalam menghitung paid
occupancy percentage, kamar yang dihuni secara complimentary tidak
diperhitungkan. Paid ocupancy diperoleh dengan jumlah kamar
yang terjual dibagi dengan jumlah kamar yang tersedia untuk di jual.
Berdasarkan contoh di atas , maka paid occupancy percentage dihitung sebagai
berikut :
No.of
Rooms
Sold
84
Paid
Occupancy =
x
100% =
x 100%
Percentage
Total Rooms
Available
97
= 87 %
Paid occupancy tersebut menunjukkan
bahwa dari jumlah kamar yang tersedia, terjual sebesar 87 % nya. Rasio
ini dapat berfluktuasi setiap harinya, rasio dalam satu bulan atau satu tahun
merupakan prosentase rata – rata hunian kamar yang terjual. Rasio ini
umumnya digunakan untuk mengukur keberhasilan operasional suatu hotel,
karena dengan tingginya penjualan kamar diharapkan penjualan pada outlet
lainnya juga akan meningkat
Multiple Occupancy Percentage
Multiple occupancy percentage
atau disebut juga double occupancy percentage menunjukkan tingkat hunian
ganda atau seberapa besar dari kamar yang terjual dihuni lebih dari satu
orang. Multiple occupancy percentage diperoleh dari kamar yang dihuni
lebih dari satu orang dibagi dengan jumlah kamar yang terjual. Jumlah
kamar yang dihuni lebih dari satu orang dapat dihitung dengan cara number of
paid guest dikurangi number of room sold. Berdasarkan contoh di
atas, maka multiple occupancy percentage dapat dihitung sebagai berikut :
Multiple Occupancy
= No.of Paid Guest – No.of Rooms Sold x
100%
=
Percentage
No. of Rooms Sold
168
- 84 x
100% = 100%
84
Rasio tersebut menunjukkan
bahwa 100% dari jumlah kamar yang terjual, dihuni lebih dari satu
orang. Kadangkala dalam operation suatu hotel ditemui prosentase ini
lebih dari 100%. Hal tersebut dikarenakan adanya kamar yang terjual lebih
dari satu kali dalam satu malam dan kamar yang dihuni lebih dari dua orang ,
misalnya tambahan extra bed.
Manajemen lebih menyukai tingginya
multiple occupancy percentage, karena alasan sebagai berikut :
·
Harga double lebih tinggi
·
Tamu yang banyak diharapkan
meningkatkan penjualan pada outlet lainnya.
Average Rate Per Rooms Sold
Average rate per rooms sold
merupakan harga rata – rata dari kamar yang terjual. Average rate per
rooms sold dihitung dari pendapatan bersih kamar dibagi dengan jumlah kamar
yang terjual.
Berdasarkan contoh di atas,
maka average rate per rooms sold dapat dihitung sebagai berikut Average
Rate = Net Rooms
Sales
=
Per Rooms
Sold No. of Rooms
Sold
11.000.000
= Rp. 130.950,-
84
Average Rate Per Guest
Average rate per guest
merupakan harga kamar rata – rata setiap tamu. Informasi ini
penting bagi manajemen terutama pada saat double occupancy cukup
tinggi. Pada umumnya average rate per guest ini dihitung berdasarkan
jumlah seluruh tamu yang menginap di hotel ( number of guest). Apabila
manajemen terlalu besar memberikan discount rate dan complimentary,
maka hal tersebut akan memperkecil harga kamar per tamu.
Berdasarkan contoh di atas , maka average rate per guest dapat dihitung sebagai
berikut :
Average Rate per guest
= Revenue/number of guest = 11.000.000/171= Rp.
64.327,-
Average Guest Per Room Sold
Average guest per rom sold
menunjukkan jumlah rata – rata tamu pada setiap kamar yang terjual.
Average guest per room sold dihitung dengan cara number of paid guest (tamu
menginap berdasar paid basis) dibagi dengan number of rooms sold.
Berdasarkan contoh di atas, maka dapat dihitung sebagai berikut :
Average
Guest = Number Of Paid Guest =
Per Room Sold Number of room
sold
168 = 2,00
84
Occupancy for Complimentary
Percentage
Occupancy for complimentary
percentage merupakan rasio yang menunjukkan tingkat hunian kamar secara gratis
basis dari jumlah kamar yang tersedia untuk dijual. Occupancy for
complimentary percentage dihitung dengan cara number of complimentary room dibagi
dengan total rooms available. Berdasarkan contoh di atas, maka dapat
dihitung sebagai berikut :
Average Guest = Number
Of Complimentary Rooms x 100%
=
Per Room
Sold
Total Rooms Available
3
= x
100% = 3,09 %
97
Average Length of Stay
(monthly)
Average length of stay merupakan
rasio yang menunjukkan rata-rata lama tinggal di hotel.
Average length of stay dihitung dengan cara Number of rooms occupied dibagi
dengan Number of check in (arrival) selama periode tertentu misalkan bulanan.
Sebagai contoh, selama satu bulan jumlah tamu check in sebesar 1.560 kali ,
maka average length of stay dihitung sebagai berikut :
Average Lenght = No.Of
Room Occupied
=
Of
Stay
No.Of Check
In
2.498 = 1,6 hari
1.560
times
Cost Per Occupied Room (monthly)
Cost per Occupied room ( Biaya per
Kamar) dihitung untuk mengetahui jumlah biaya operasional kamar dalam
satu periode ( mis: bulanan) hal ini digunakan untuk mengevaluasi
pengaruhnya terhadap laba kamar. Misalnya biaya operasional kamar selama
satu bulan sebesar Rp.113.000.000,- , maka Cost per Occupied Room dihitung
sebagai berikut:
Cost Per = Room
Expenses
=
Occ.Room No.of Room
Occupied
113.000.000
=
Rp.45.236,-
2.498
FOOD AND BEVERAGE OPERATING RATIO
Net Food (Beverage) Sales
Net food (beverage) sales merupakan
pendapatan bersih dari penjualan makanan ( minuman), diperoleh dari pendapatan
\ penjualan kotor dikurangi allowance.
Number of Covers
Number of covers merupakan jumlah
tamu yang makan di restoran dan outlet lainnya di Food and Beverage Department.
Average Food
Check
Average food check disebut
juga Average Sale of Food per Cover merupakan harga rata – rata
untuk setiap tamu yang makan di hotel (cover). Average food check
dihitung dengan cara Net Food Sales dibagi dengan number of covers.
Berdasarkan contoh di atas, maka dapat dihitung sebagai berikut :
Average Food Check = Net Food Sales
=
Number of
Covers
5.200.000 = Rp. 12.903,-
403
Average food check tidak hanya
digunakan untuk menghitung harga rata-rata makanan dari seluruh outlet food and
beverage department, akan tetapi harga ini dapat digunakan untuk mencari harga
rata – rata dari suatu outlet , misalnya : coffee shop dan room
service. Selain itu, average food check dapat digunakan untuk
mengetahui harga rata
- rata makanan untuk suatu periode meals misalnya: breakfast, lunch dan dinner. Informasi mengenai harga rata- rata makanan yang terjual dapat digunakan manajemen dalam penetapan menu dan harga.
- rata makanan untuk suatu periode meals misalnya: breakfast, lunch dan dinner. Informasi mengenai harga rata- rata makanan yang terjual dapat digunakan manajemen dalam penetapan menu dan harga.
Food Cost Percentage
Food cost percentage merupakan
prosentase harga pokok penjualan makanan dari penjualan. Food cost
dalam industri hotel pada umumnya sekitar 35 % dan untuk minuman sekitar 25
%. harga pokok makanan sekitar 35% merupakan rata – rata dari makanan
yang terjual, jadi bukan harga pokok untuk setiap item menu.
Dapat terjadi cost untuk breakfast
sekitar 30 %, lunch sekitar 35% dan dinner sekitar 40%, sehingga total cost
sebesar 35%. Informasi mengenai cost sangat penting bagi manajemen dalam
pengendalian biaya dan kualitas makanan. Apabila terjadi food cost
percentage lebih tinggi dari yang ditetapkan manajemen dapat mengakibatkan
profit yang diperoleh akan kecil.
Tingginya food cost perlu diselidiki
lebih lanjut penyebabnya. Kenaikan food cost kemungkinan dapat
disebabkan oleh naiknya harga bahan makanan, kerusakan bahan makanan di dapur,
pengolahan tidak sesuai standard recipe dan sering terjadi kesalahan
order. Sedangkan rendahnya food cost dari standar yang telah ditetapkan
manajemen, belum tentu berarti baik. Rendahnya food cost akibat
pengurangan porsi atau pemakaian bahan yang lebih murah dan rendah mutunya
dapat mengakibatkan turunnya kualitas makanan yang dijual hotel.
Sebagai
contoh , apabila food cost yang terjadi sebesar Rp.1.770.000,- maka berdasarkan
contoh di atas ( manager’s daily report) maka, food cost percentage dapat
dihitung sebagai berikut :
Food Cost = Food
Cost = x100%
=
Percentage Net Food Sales
1.770.000
= x
100% = 34,03 %
5.200.000
Cover Per Guest
Cover per guest merupakan rasio yang
menunjukkan perbandingan antara jumlah tamu makan di hotel dengan jumlah tamu
yang menginap di hotel. Rasio ini dapat digunakan manajemen sebagai
indikator mengenai minat tamu makan di hotel. Rasio ini dihitung dengan
cara number of covers dibagi dengan number of guest. berdasarkan contoh
di atas maka rasio cover per guest dapat dihitung sebagai berikut :
Cover Per = no
of covers
=
Guest
No.of Guest
403
=
2,35
171
Rasio tersebut menunjukkan bahwa
minat tamu untuk makan di hotel cukup besar. Apabila rasio ini mendekati
satu atau bahkan di bawah satu, maka kemungkinan besar bahwa tamu yang menginap
di hotel kurang berminat terhadap makanan yang di jual hotel. hal
tersebut perlu diatasi segera oleh manajemen. Manajemen dapat melakukan
survey untuk mengetahui penyebabnya.